Pandangan Konstruktivisme Mengenai Proses Belajar
Arti suatu keadaan tidak terletak dalam kenyataan itu sendiri, tetapi manusialah yang membangun arti dari kenyataan itu di dalam struktur kognitifnya. Arti yang yang dibangun itu tergantung pada pengalaman dan tujuan orang yang bersangkutan. Fakta atau keadaan yang sama jika diamati oleh dua atau lebih pengamat dapat ditafsirkan dengan berbagai model tergantung pada praduga dan kecenderungan masing-masing pengamat. Misalnya seseorang yang mendengar kata “Kijang”, dapat saja ia memaknainya sebagai binatang berkaki empat yang sering digunakan untuk menarik dokar, tetapi bisa pula dimaknai sebagai mobil yang sering mereka pergunakan untuk ke luar kota yaitu “Toyota Kijang”. Jadi kata kuda dapat mempunyai makna lebih dari satu. Pengetahuan bukan hanya bertambah terus, tetapi juga di-konstruksi terus-menerus oleh individu. Jika seseorang mempelajari materi baru, maka pandangannya mengenai materi lama dapat berubah (jika terjadi akomodasi), hal ini berarti bahwa materi lama perlu dibangun kembali untuk menyesuaikannya dengan materi baru. (Natsir, 2004 : 23)
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa belajar menurut konstrutivisme adalah suatu perubahan konseptual yang dapat berupa pengkonstruksian ide atau merekonstruksi ide yang sudah ada. Hasil belajar harus dialami dan di bangun sendiri oleh siswa melalu pengalaman belajar yang terus menerus di perbaharui sesua dengan kebutuhan.
0 comments:
Post a Comment